Please...

Dear Viewers,
I shared my stories, my flash fiction, or my flash true story.
So, please do not copy what is written here. If you want to copy, please provide the name of the author and the source.

Don't be a silent reader, please!
Tinggalkan jejakmu disini ^^

Thanks ^^

Sabtu, 02 April 2011

Cinta Itu Menyakitkan!


Kau pernah meninggalkanku, dan itu sakit buatku...
            Memang benar kata orang. Hidup ini tak adil. Kau sempurna. Sesempurna manusia yang pernah kukenal! Mulai dari materi, otak, dan tampang yang begitu mendukung untuk berbuat seenak jidatmu!
            Aku takkan mengingkari hal yang ketiga itu. Karena itu hal utama yang membuatku tertarik. Senyummu, tatapan matamu, hingga caramu berbicara...
            Tapi kini aku muak. Muak dengan segala yang berhubungan denganmu. Secara langsung maupun tak langsung. Aku benci itu semua.
            Ingin aku percaya sebaris kalimat yang membuatku memiliki secercah harapan bahwa aku masih memilikinya—cinta dan benci itu beda tipis!
            Dan setelah ‘benci’ berubah menjadi sebuah kata yang dulu selalu kau ucap padaku yaitu ‘cinta’—kupikir aku akan memilikimu lagi.
            Tapi itu tak pernah terjadi padaku. Dulu kau tatap aku seperti kau tatap dia. Dulu kau ucapkan kata manis itu padaku persis seperti yang kau ucapkan padanya setiap kali bertemunya. Dan, dulu kau tinggalkan aku, aku berharap kau juga lakukan itu padanya!
            Adil bukan?
            Aku tau, aku memang tak seharusnya berkata begitu. Tapi rasa terakhir yang kau tinggalkan untukku begitu terpatri di hatiku, sakit.
            Mungkin aku harus mencari pengganti seperti yang kau lakukan setelah satu jam kau meninggalkanku. Mungkin itu yang harus kulakukan, yah walaupun aku tau itu bukan yang terbaik.
Aku sadar aku masih ada rasa untukmu—dan kuharap kau juga masih memilikinya—sosokmu yang selalu tertangkap sudut mataku; tingkahmu yang selalu menarik perhatianku...
            Itu tanda bahwa aku masih memiliki rasa itu bukan? Tapi aku begitu ingin mengingkarinya. Kau pernah meninggalkanku, dan itu sakit buatku...
            Tapi aku rasa kau juga masih memilikinya. Kau tertangkap basah ketika sedang memperhatikan gerak-gerikku. Salah tingkahmu yang membuatku tersenyum geli—yang membuat jantungku berdegup kencang.
            Tapi luka tetaplah luka. Bekasnya bisa melukaiku kapan saja. Dan itu takkan pernah hilang meski kau mengobatinya dengan cara apapun!
            Kau bisa saja menarikku kembali kedalam kehidupanmu. Karena ini duniamu! Semuanya bisa terjadi asal kau mau! Aku percaya itu. Materi ada bersamamu.
            Tapi, aku rasa harapan itu takkan pernah terjadi. Itu bahkan hanya mimpiku di siang bolong sepulangnya dari sekolah. Kau takkan ada disini lagi—memberikan candaan khasmu hanya untuk membuatku tertawa keras.
            Takkan ada lagi dirimu yang tersenyum memandangku sambil menggandeng tanganku, mengisi ruang-ruang diantara jari-jariku. Karena kau...
            Karena kau ada disana, menggadeng tangannya, tersenyum, dan kemudian menyelipkan benda perak diantara jarinya. Suara riuh dari para tamu yang lain, tak mampu membuyarkan khayalanku.
            Andai...
            Andai aku yang disana. Berdiri dengan berbalut gaun panjang dari perancang ternama. Tersenyum menatapmu. Dan berjalan beriringan denganmu dengan jari yang terselip cincin perak.
           
            Aku pernah mencintaimu
            Dan itu bahagia buatku
            Kau pernah mencintaiku—walau sedetik.
            Itu cukup buatku...
            Tapi, kau pernah meninggalkanku
            Dan itu sakit buatku...
[Johana_Yoe]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading


sincerely,
Mensiska J. Suswanto