Please...

Dear Viewers,
I shared my stories, my flash fiction, or my flash true story.
So, please do not copy what is written here. If you want to copy, please provide the name of the author and the source.

Don't be a silent reader, please!
Tinggalkan jejakmu disini ^^

Thanks ^^

Jumat, 09 Maret 2012

Dia Milikku!


FIKSI
Aku jatuh cinta kepada Dani, dan rupanya saudara kembarku juga menyukainya. Sampai akhirnya sebuah rahasia terkuak dan menghacurkan semuanya...
            Kami memulai tahun pertama kami di Universitas. Dia masuk fakultas sastra. Sedangkan aku culinary. Kami sangat akrab, yah, setidaknya tidak seperti anak kembar lainnya. Kami saling membantu, terutama dalam hal sekolah dulu. Dia yang lebih banyak membantuku.
            Seperti yang sudah aku bilang, kami sangat akrab. Selera kami sama. Kecuali dalam hal makanan, dia suka asin, sedangkan aku lebih suka manis. Untuk keseluruhannya, kami banyak samanya. Mulai dari pakaian, film, buku, bahkan cowok. Hal terakhir ini nih, yang jadi masalah.
            Ada satu cowok, Dani namanya. Dia teman sekolah kami. Dia baik, pada semua orang. Aku tekankan SEMUA ORANG! Tapi, boleh dong aku sedikit berharap...? Yah itu yang jadi masalah disini.
            Kami—aku dan saudara kembarku salah mengartikan kata ‘baik’ itu. Meskipun itu hanya sebuah harapan kosong. Kami tetap sama-sama berjuang untuk mendapatkannya. Meski tau itu tidak mungkin.
            Kesimpulannya, aku menyukainya. Begitu  juga dengan saudara kembarku. Sampai suatu ketika kami sama-sama mengetahui perasaan kami masing-masing. Dan terjadi perdebatan kecil antara kami.
            “Sejak kapan loe suka?”
            “Sejak loe suka.”
            “Kenapa loe suka?”
            “Karena loe suka.”
            “Kenapa elo selalu ngikut gue?” aku mulai dongkol. Kenapa jadi gini ceritanya? Benar-benar bukan kisah cinta yang kuharapkan diumurku yang beranjak sembilan belas.
            “Karena menurut gue, kalo kita memiliki selera yang benar-benar sama itu akan benar-benar mengasyikkan.” dia tersenyum-senyum sendiri.
            Arrrgggghhhh... aku hidup dengan seorang pshyco!!!!!
             Kami tetap bersikap sebiasa mungkin. Sebiasa mungkin tapi pada akhrinya dengan sikap yang “sebiasa mungkin” itu lah teman-teman kami tau dan mulai meledek kami karena menyukai orang yang sama.
            Bukan hal yang membanggakan untukku tapi “iya” untuk saudara kembarku. Brrrr... aku geram setengah mati. Mungkin aku akan berhenti menyukainya. Aku tak tahan!
            Keesokkannya aku bangun dengan wajah lelah. Aku hanya berharap sekarang aku bisa melewati hari ini dan seterusnya tanpa ada seteru denga saudara kembarku sendiri apalagi mengenai cowok. Benar-benar kedengaran aneh.
            Aku berusaha tidak punya rasa apapun ketika aku bertemu dengannya. Dia juga bersikap biasa saja. Itu membuatku tenang. Tapi ketenganku mulai terganggu dan diuji ketika segerombolan temanku yang melihat tiba-tiba bersorak-sorai meledek kami—lebih tepatnya meledekku.
            Arrgggghhh... aku lelah dengan semua ini.
            Besok. Besok pasti semuanya akan baik-baik saja. Liat saja nanti. Akan kupastikan itu. Tapi, besoknya, saat perayaan Bulan Bahasa diadakan, sesuatu terjadi menimpaku.
            Sebuah pementasan drama dari kelasku dan kelas Bintang berkomplot meledek kami. Drama itu berjudul “Dia Milikku”. Sial dari judulnya aja udah ketauan maksudnya apa.
           
            Dua orang gadis yang masing-masing memakai dress pink dan hijau tosca sedang berdebat. Mereka memperebutkan sebuah boneka Teddy Bear.
            Sial benar-benar persis! Aku meringis dalam hati. Sial, siapa sih yang nulis naskahnya? Biar gue cekek dia.
            Adegan kedua memeprlihatkan dua orang gadis yang sama, memakai piama yang sama persis. Mereka sedang memperebutkan cokelat.
 Benar-benar hal yang memalukan. Aku benar-benar tak habis pikir kenapa  dulu aku dan Bintang bisa melakukan itu. Eh, tapi, mereka tau dari mana cerita itu? Yang tau hanya keluagaku. Nggak lebih. Teman dekatku saja tidak tau...
            Adegan ketiga memperlihatkan dua tokoh yang sama. Kali ini salah satu dari mereka berpakaian persis sepertiku hari ini. Sial dia pasti pakai baju Bintang! Tokoh yang satunya lagi memakai baju persis seperti yang dipakai Bintang hari ini. Sudah jelas itu bajuku.
            Mereka jelas sedang membicarakan ‘Dia’. Mati aku. Meskipun satu kampus sudah tau gosip itu, tapi aku pasti akan makin kehilangan muka, mengingat satu sekolah tau, aku bertengkar dengan saudara kembarku sendiri hanya karnea seorang cowok—yang sebenarnya dan sudah jelas sekali—tidak memberikan kami harapan. Kalau iya, mungkin juga itu harapan kosong.
            Arrgggghhhh, aku berjalan tanpa arah dengan sebelah tangan terangkat untuk meutupi wajah. Mengantisipasi agar tidak ada segerombolan anak yang akan mengejekku. Aku lihat dari sudut mataku Bintang sedang di kerumuni beberapa anak. Terdengar samar mereka sedang meledeknya. Hebatnya lagi saudara kembarku itu hanya tersenyum senang.
Disisi lain aku lihat dia juga dalam kondisi yang sama dengan saudara kembarku. Tanpa kumau dia melihat kearahku dan tanpa kupanggil, ia menghampiriku dengan setengah berlari.
“Hai,” ia tersenyum samar. Terlihat sekali ia salah tingkah. Melihatnya seperti itu aku jadi ikut salah tingkah. Ia menggaruk kepalanya yang tak mungkin gatal karena ia mirip sekali dengan model iklan shampo di teve.
“Hmm, sebenarnya ada yang mau gue omongin sama elo dan saudara kembar loe.”Ia mulai tegang. Kira-kira apa ya yang mau dia omongin sama kita. Jawaban untuk kita berdua?
Jelas bukan. Diantara kami belum ada yang melangkah sejauh itu. Atau mungkin ia ingin mengklarifikasi kesalahpahaman selama ini? Ya, itu yang kurasa paling mendekati kebenaran. Kulihat dia mulai berjalan dan aku mengikutinya dan disusul Bintang. Dan kulihat Clarice, adikku, berjalan memasuki kampus.

Kami duduk berempat mengelilingi meja bundar di kantin kampus. Semua pasang mata tentunya sedang terpusat kepada kami. Bukan hanya mahasiswa dan mahasiswi, tapi juga para penjaga kantin. Jadi gosipnya udah udah sampe ke telinga penjaga kantin nih?
Clarice duduk tepat disebelah Dani. Aku tidak tau dia punya keberanian apa, hingga datang dan duduk tetap disebelahnya.
“Ada satu hal yang perlu aku perjelas disini.” Kudengar dia memulai pembicaraan. Kurenggangkan otot yang daritadi kaku.
“Aku sudah punya pacar.” Kuangkat sedikit kepalaku, kemudian kulihat dia menoleh kearah Clarice. Dan tanpa keterangan selanjutnya, aku tahu. Meraka pacaran.
Seketika wajahku memerah. Sial. Kami berdua—aku dan Bintang—telah dipermalukan dan dikalahkan oleh si kecil Clarice. Adik yang selalu kami banggakan, yang kami jaga dari kecil. Keluarga macan apa ini kakak-adik saling berebut cowok?
            Kami sempat terdiam untuk beberapa saat. Samapi akhirnya Dani beranjak pergi dan kami semua mengikut. “Aku yakin, pasti kau yang memberitahu mereka.” Aku berbicara pada Clarice yang mulai berjalan mengikuti Dani. “Aku sedang membicarakan drama.”
            Dia hanya tersenyum dan beranjak pergi.Aku mendegnaus sebal melihat tingkahnya. Sebentar kemudian dia menoleh kebelakan dan berbicara tanpa suara, dia milikku!

Minggu, 04 Maret 2012

a boring holiday

Mulai hari ini, aku libur. Karena anak-anak kelas tiga sedang Ujian Sekolahselama sepuluh hari. Aku cukup takut membayangkan diriku sendiri terjebak dalam peltam (pelajaran tambahan) dan banyak try out yang diadakan oleh pihak sekolah. Aarrrrrgggg, membayangkannya saja membuatku pusing.

Hari ini, aku memulai liburanku dengan bangun kesiangan dan akhirnya membatalkan acara wajib, yaitu ke Vihara. SEmalam aku tidak bisa tidur, sekitar jam sepuluh kakak laki-lakiku pergi keluar membeli dua buah durian dan satu setengah porsi martabak.... Mantab!

Kau tau aku paling suka martabak juga durian. Apalagi kalau ada dua-duannya. Hmmmm, wahat perfect life is.... ^^

Kemudian, hari ini. Acara kami hari ini hanya pergi kelaur rumah untuk sarapan, kemudian jam sepuluh aku harus menemani saudara kembarku kerja kelompok. Tapi, aku memilih main game dengan adik temanku.
 dan juga seorang temanku, Lita.
Lalu, yah, pembicaraan kami hanya sekitar hari ini dan sepuluh hari kedepan, yang sudah pasti membosankan. Karena kami sama-sama tidak pergi liburan.



Saat kami membicarakan itu, kami sadar, betapa membosankannya liburan kami. Padalah, seperti liburan-liburan sebelumnya, aku tidak pernah pergi berlibur. Tapi, entah mengapa liburan kali ini benar-benar membosankan. Tidak ada novel, tidak ada acara mengasyikkan.

Akhirnya kami menyusun berbagai kegiatan, seperti Barbeque, menginap dirumah teman, atau bahkan pergi berenang dan jajan Di McD.

Tapi itu semua belum ada yang pasti. Masih abu-abu. Aaaaarrrrrrggg, betapa membosannkannya~~~~ T.T

Mamah dan kakak laki-lakiku sebenarnya sudah menyuruhku belajar menyetir di liburan kali ini. Sebenarnya sudah belajar si, tinggal pemantapan saja..... Hehehehhehe jadi tidak antusias lagi...

So, aku hanya tiggal mencari hal-hal yang membuatku antusias agar liburanku kali ini tidak berubah menjadi liburan yang biasa-biasa saja, atau bahkan buruk!

Okay, happy holiday all... ^^