Please...

Dear Viewers,
I shared my stories, my flash fiction, or my flash true story.
So, please do not copy what is written here. If you want to copy, please provide the name of the author and the source.

Don't be a silent reader, please!
Tinggalkan jejakmu disini ^^

Thanks ^^

Jumat, 29 April 2011

Cinta itu Memuakkan!


Aku muak dengan semua yang ia lakukan padaku.
Itu berawal setahun yang lalu ketika aku memulai tahun pertamaku di universitas. Ia yang menjadi seniorku, mungkin merasa hebat, sehingga bisa melakukkan apa saja, sesuka hatinya.
Ia berusaha menarikku dari duniaku dan memonopoliku. Aku jadi tidak bisa bermain  dengan teman-temanku Aku tau, mereka pasti marah.Tapi, mau bagaimana lagi? Kurasa pacar lebih penting daripada teman.
 Cukup lama aku menjalin kasih dengannya, satu tahun. Bukan waktu yang singkat menurutku. Tapi, lama-kelamaan dia mulai menjauh. Cenderung cuek. Dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Sedangkan aku? Aku sendirian disini.
Sudah lama ini aku ditinggalkan teman-temanku, karena aku yang meninggalkan merka duluan. Aku tau, aku salah. Andai waktu bisa diputar, aku mau teman-temanku kembali padaku seperti dulu.
Tak ada lagi yang kuinginkan selain teman-temanku kembali, sekarang. Tapi bukan seperti ini yang kuinginkan.
Tapi, tiba-tiba, kedokmu terbongkar begitu saja. Dan kau tak meminta maaf karena itu. Aku berharap kau mengatakan maaf, sekali saja. Dan aku akan memaafkanmu, meski kau takkan kembali padaku—seperti yang kuinginkan.
Tapi, kau malah menghilang dibalik kerumunan orang banyak, dan tak pernah menunjukkan batang hidungmu lagi. Aku sendirian lagi disini. Aku benar-benar membutuhkan teman.
Sekarang mereka hanya disana, menatapku iba mengingat aku hanya menjadi bahan taruhan yang hanya seharga lima ratus ribu. Hanya sepert itu kah aku dimata mereka?
Aku takkan menyalahkan teman-temanku yang kini menatapku iba. Aku sendiri yang masuk ke permainan itu dan meninggalkan mereka. Ini bisa jadi hukuman buatku.
Aku juga tak mau menyalahkanmu. Tidak ada yang salah disini, hanya saja aku yang terlalu bodoh sehingga bisa masuk kedalam permainan konyolmu itu.
Kini, tiba-tiba kau datang kehadapanku, bersujud meminta maaf dan mengemis cintaku. Beuh! Muak aku melihat mukamu itu. Dengan harga berapa lagi kau taruhkan aku dengan teman-temanmu?
Maaf, aku takkan jatuh kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya. Aku tak mau jadi mainanmu untuk kedua kalinya. Aku muak!


Johana Yoe

1 komentar:

  1. lah dr jdul e aj udh jlek.
    mles mbaca cinta2 an.haha

    BalasHapus

Thankyou for reading


sincerely,
Mensiska J. Suswanto