Please...

Dear Viewers,
I shared my stories, my flash fiction, or my flash true story.
So, please do not copy what is written here. If you want to copy, please provide the name of the author and the source.

Don't be a silent reader, please!
Tinggalkan jejakmu disini ^^

Thanks ^^
Tampilkan postingan dengan label sharing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sharing. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 Juli 2013

COPYCAT! Oh no!!

uh, long time no see guys...

ngga lama lagi gue bakal berangkat untuk kuliah dan meninggalkan rumah..hikss..
itulah kenapa di post kali ini GUE berusaha untuk membiasakan diri berbicara dalam bahasa yang katanya gaul...hihihihi

Awal september 2013 nanti gue bakal memulai sesuatu yang baru. Sesuatu yang dulu gue impi2kan, tapi sekarang gue takutkan. Kenapa? karena gue sama skali belom punya temeeeen..hikss lagi...

uhmm, sbenernya ada sih temen satu skolah gue yang masuk bareng ke PT...tapi...
sssttt... she is ma copycat!

Dulu kami adalah sahabat karib. Ingat! DU-LU!

Tidak setelah gue tau yang sbenarnya. Saat aku masih duduk di kelas satu bangku SMA, dia sekelas bareng adek kembar gue. Tapi, saat naik ke kelas dua, gue yang sekelas ama dia. Pertama, gue pikir nggak ada masalah untuk itu. Tapi, seiring berjalannya waktu, ketauanlah busuknya dia.

FYI, sodara kembar gue itu termasuk salah satu murid berpotensi di skolah gue (dan mirisnya gue nggak termasuk). Dan, mungkin hal itu yang memacu si COPYCAT itu untuk menyaingiku.

Awal2, gue sama dia itu bagai gula ama semut. Karena dimana ada dia, pasti ada gue. Gue duduk di sebelah dia, dan YA! dia duduk di sebelah gue.

Setiap pelajaran matematika, setelah memberikan materi, guru gue itu slalu ngasih tugas. Dan  salah satu dari kita diharuskan maju untuk menyelesaikan soal2 itu. Meskipun gue bukan murid berpotensi di skolah, tapi gue kan ga bodo2 amat untuk menyelesaikan beberapa soal tsb. dan stiap kali gue berhasil mengerjakannya dia mencoba untuk menyalin kerjaan gue dan menuliskannya di depan. Sehingga guru2 dan teman2 gue mengira bahwa itu adalah kerjaan dia.

 Tapi, nggak lama setelah itu, gue mulai ada rasa nggak suka sama dia untuk hal ini. dan gue SELALU mencoba untuk mengerjakannya sendiri di depan. Dan, sejak saat itu, dia mulai mencari 'mangsa' baru.

Stiap kali aku maju untuk menyelesaikan soal, dia pasti akan maju meski dengan jawaban milik orang lain...

hal lain yang gue nggak suka dari dia adalah dia suka nyontek. Sbenernya itu nggak masalah buat gue kalo aja dia nggak ngelaporin temen gue yang suka nyontek juga. Bayangin coba! dia suka nyontek tapi ngaduin anak yang nyontek. Aduh bok please dehh...

Okeh kembali ke cerita (karena sbenernya bukan itu yang pengen gue critain ke elo pada).

Gue mulai menyadari kalo dia adalah copycat sejak orang2 mencoba menyadarkan gue bahwa dia slalu meniru gue.
Contohnya gini : hari itu gue ulang tahun (ciee) dan gue baru aja dapet kado dari temen gue yang lain. Salah satu isi kado tsb adalah pita rambut. dan gue sukaaaaa banget pita itu. Dan hari itu juga langsung gue pake.
 DAN nggak lama kemudian dia mulai pegang2 deh tu pita. Dan dia mulai nanya2..

"beli dimana?"
"Nggak tau, gue dikasih ama si Irene."
"Oh gitu..."

dan dia tiba-tiba mengambil penggaris "Mo ngapain???"
"Mo gue ukur. Gue mo bikin yang sama."

WHAT???
 *gile lu ndro*

Beberapa hari kemudian dia nongol dengan pita rambut Orange (dengan ukuran sama persis dengan punya gue) nangkring dengan noraknya di rambutnya. Pita itu dia taruh agak kedepan dan sedangkan mukanya bulet. Lu bisa bayangin kan?
OMIGOD! gue malu punya copycat kaya dia.

Contoh lainnya adalah saat gue punya sepatu skolah baru. pagi2 dia langsung ngampirin gue. dan, bukannya nyapa gue (karena saat itu gue belum menyadari kebusukan dia, jadi kita masih menjadi gula dan semut) dia malah minta gue untuk copot spatu baru gue.

FYI, spatu gue itu bukan spatu bermerek. secara itu gue beli dengan tabungan gue sendiri. Harganya juga cuma 98.000

setelah gue copot tu sepatu, dia langsung coba pake. dan kira2 seperti inilah percakapan kami kala itu :

"beli dimana?"
"gue beli di toko X"
"oo,  harganya berapa?"
"98ribu..."
"oooo..."

dan nggak lama setelah itu, gue beli sarung hape, dan Ya Tuhan, sarung hape itupun sbenernya barang jadul yang gue temuin di suatu toko. dan itu bukan baru di toko tsb harganya bahkan cuma 6000, tapi dengan (percakapan yang kira2 sama dengan yang diatas) nggak lama kemudian dia muncul dengan sarung hape dengan warna yang sama dengan punya gue.


 sbenernya masih banyak hal lagi tentang copycat gue itu, but, gue rasa cukup segini aja. daripada gue makin enek ama tu anak. jadi mending gue udahin aja curhatnya :)


your friend,


Apauw

Minggu, 17 Februari 2013

Sharing


Beberapa waktu lalu,
 seperti biasa, aku, saudara kembarku dan juga mamaku duduk-duduk di salah satu meja di restaurant ibuku.
Saat itu, maghrib hampir tiba.

Tiba-tiba saudara kembarku berseru padaku : "Apao, Ujian Nasional kita harus bagus. Kita harus total ya." saudara kembarku itu sangat bersemangat.
Lalu kubalas, "Iya, tapi aku nggak yakin bisa."
"Lha, kan kamu mau ikut program beasiswa di STP Trisakti..."
"Iya tapi nggak yakin bisa."
Lalu mamaku yang mendengar pembicaraan dua anaknya itu menyahuti,
"Mau ikut apa??"
"Itu lho mah, si Apao mau ambil program beasiswa penuh di STP Trisakti."
saudara kembarku menjawab.
"Trisakti itu dimana?" tanya mama lagi.
"Setahuku si di deketnya UNTAR mah. jadi nanti kalo apao keterima, nanti apao sama achien deketan."
Saudara kembarku ini kebetulan sejak bulan Desember kemarin telah mendapat beasiswa seratus persen dari UNTAR karena prestasinya di sekolah.
"Syaratya apa?" mamaku bertanya lagi.
"Niliai Ujian Nasionalnya Apao harus sembilan mah." Jawab saudara kembarku lagi. Rupanya saudara kembarku ini senang sekali jika aku mengambil program beasiswa ini.
"Hah? Sembilan?"
"Ya, bukan sembilan sih. Tepatnya delapan koma lima per mata pelajarannya, mah." kali ini aku yang menyahut.
"Nggak usah kaya gitu lah. Nggak usah mimpi tinggi-tinggi. Kalo buat dapet nilai tujuh aja kamu susah, ya nggak usah mimpi dapet nilai sembilan!" entah kenapa aku nggak percaya mamah bisa mengatakan itu padaku.
Aku tahu, aku anak yang bodoh. Tapi bukan berarti aku harus menghentikan mimpiku untuk menjadi seorang koki kan?
Aku sakit hati dengan perkataan mama saat itu.
Tapi, rupanya saudara kembarku mencoba membelaku.
"Tapi, mah, kata Pak Ay (guru olahragaku), yang penting mimpi dulu, masalah terwujud ato nggaknya urusan belakangan. yang penting jadikan itu motivasi mah. Siapa tahu dengan adanya ini bisa memotivasi apa biar nilainya bagus..."
"Ya, tapi kalo emang nggak mampu ya nggak usah dipaksain. Kamu dapet beasiswa 100% di UNTAR aja udah bener-bener ngebantu mama. Mama masih bisa kok ngebiayain apao."
Setelah pembicaraan itu, diam-diam aku masuk kamar dan menangis.


Cerita lainnya, waktu itu saat makan malam, aku bercerita pada mamaku bahwa aku di calonkan oleh teman-teman sekelas untuk menjadi ketua panitia Year Book.. yaaa meskipun aku dipilih karena tidak ada anak lain yang mau.. tapi aku senang.
"Mah..mah...mah... Apao di calonin sama temen-temen buat jadi ketua panitia buku tahunan lhooo." pamerku.
Semula mama hanya diam, kemudian menjawab "Nggak usah bangga!"
"Kenapa?" mau nggak mau aku mataku mulai terasa panas.
"Mama lebih suka kamu belajar aja."
Kemudian aku mendengar kakak laku-lakiku tertawa sumbang tepat di depan telingaku. Aku mengangis lagi...
Malam itu aku bersumpah aku harus menjadi ketua panitia Buku Tahunan sekolahku.
Sekarang, meskipun aku tahu aku tidak terpilih untuk menjadi ketua panitia Buku Tahunan, namun aku tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk masa depannku.
Sekarang yang perlu aku lakukan adalah belajar dengan tekun untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

PS : blog, kau memang teman terbaikku. Kau tak pernah mengeluh akan semua cerita-ceritaku. Kau selalu menerimaku...
Terima kasih...

Dari seseorang yang sedang berusaha dan akan selalu berusaha,
Apauw