Please...

Dear Viewers,
I shared my stories, my flash fiction, or my flash true story.
So, please do not copy what is written here. If you want to copy, please provide the name of the author and the source.

Don't be a silent reader, please!
Tinggalkan jejakmu disini ^^

Thanks ^^

Kamis, 03 Maret 2011

Dia Tak Tahu Betapa Berharganya Hatii Wanita


Dia nggak tahu betapa berharganya wanita itu. Buktinya, dia menyakiti aku. Mulutnya manis seperti gula, bahkan madu sekalipun kalah! Aku benci sekali, tak tahu apa yang harus kulakukan jika bertemu dengannya. Menyapanyakah? Tersenyum? Atau berakting seakan tidak kenal saja? Aku bingung. Aku sudah mencobanya,gals. Eh, tidak. Aku tidak mencoba hal yang pertama. Waktu lagi suka-sukanya saja sama dia aku tidak pernah menyapanya, lha masa sekarang mau sok menyapa padahal hati lagi panas?
                Dia pemuda di kelasku yang, ehm, boleh di bilang pintar. Sangat pintar sih sebenarnya cuma karena aku sedang sebal kepadanya, lebih baik kita tidak memuji otaknya dulu. Karena sebenarnya dia hanya pintar di teorinya saja. Prakteknya? Oh no! Dia tipe orang yang diam di kelas,terlalu menyepelekan sesuatu, dan telalu addict dengan game. Tapi, jika kau sudah mengenalnya, siap-siap kau merasa eneg dan heran! Dia terlalu gombal dalam memuji wajahmu dan sifat-sifatmu. Di sms dan di kelas dia berubah 179,5 derajat! Sungguh aku mengelus dada.
                Padahal, sifat diamnya itu yang membuatku tertarik padanya. Aku ingin dia tertawa karena aku, untukku. Aku dulu berpikir akan lebih baik kalau kami bisa bersama. Tapi, sempat aku merasa putus asa dan meyerah akan perasaan itu. Kala itu aku memutuskan untuk membungkam perasaanku dan menekannya. Aku merasa capek menyukainya hanya dalam hati dan tak berani mengungkapkan padanya—hanya pada sahabatku saja. Tapi, suatu keajaiban terjadi. Ada sihir yang tiba-tiba datang dan mendekatkan kami berdua. Kami saling berbagi perhatian dan lelucon. Aku merasa heran dan senang. Akhirnya, perasaanku bebalas. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku berpikir kala itu.
                Namun, kesenanganku hanya sementara. Semua pertanyaan terjawab sudah ketika hari itu aku mengetahui ada perempuan lain yang menyukainya, Shita . Tentunya perempuan itu tak memulai perasaan tanpa sesuatu hal. Benar saja. Ternyata, laki-laki menyebalkan itu juga berbagi perhatian tehadap Shita. Lalu aku berpikir kembali. Mungkin aku hanya lewat di hari-harinya, tidak mampir sedikitpun di hatinya karena mungkin banyak sekali yang lewat dan menghampirinya. Mungkin dia memang senang berbagi perhatian pada semua perempuan. Atau semua orang? Atau jangan-jangan aku yang salah mengartikan perhatiaannya? Oh, Tuhan sungguh ini membingungkan!
                Aku akhirnya kembali ke masa itu. Menekan perasaanku dalam hati sekuat tenaga dan berusaha melupakannya dari pikiran dan ingatan. Aku merasa sakit. Dia terlalu gombal untuk dikenang. Aku sakit, tapi tak bisa melupakannya. Tapi, lingkungan mendukungku. Meski orang tuaku tidak mengetahui perasaanku yang kacau balau, tapi berada di sisi mereka cukup menenangkan hatiku. Sahabatku, yang jelas-jelas tahu perasaanku mendukungku untuk jangan bersedih lagi, menghibur dengan kata-kata lucunya. Dan, semua temanku di kelas, mereka cukup gila untuk tidak membuatku murung di kelas, di depan laki-laki itu dan membuatku tertawa terpingkal dibuatnya. Aku bersyukur memiliki mereka.
                Kini aku berusaha bangkit dari keterpurukan patah hati dan menyadari dia itu playboy kelas berat dan di samping itu, masih banyak laki-laki lain yang jauh lebih baik dan dewasa. Hanya saja aku masih belum bisa membayangkan setengan tahun kedepan menghabiskan waktu belajar di kelasku dengan dia. Tuhan, tolong aku...
                Cerpen itu aku beri judul ‘Dia Tak tahu Betapa Berharganya Hati Wanita’. Ini bukan cerpen fiksi belaka. Di dalamnya terdapat unsur kenyataan yang diambil dari kisahku sendiri sekitar 80 % atau bahkan 90%! Aku meng-publishnya di notes facebookku. Sengaja aku tag ke teman-teman sekelasku dan yang di luar kelasku. Bahkan teman yang baru aku kenal lewat jejaring sosial yang sedang trend itu aku tag juga. Tak di sangka, banyak yang memberi komentar dan dukungan. Tapi, ada juga yang mengira ini cerpen fiksi dan mengatakan bagus sekali. Aku merasa senang, ternyata, curhat dalam bentuk cerpen dan men-share-nya bisa membuat kita merasa senang sekaligus bangga, ya.
                Seminggu kemudian ketika aku membuka account facebookku aku mendapatkan notification dari teman yang kukenal lewat jejaring sosial ini dan sempat berkenalan singkat. Dia laki-laki yang 2 tahun diatasku dan bersekolah di universitas favorit di Indonesia tingkat 2. Dia menulis sesuatu di wallku.
                Cinta itu memang indah dan menyenangkan. Tapi, cinta juga bisa menyakitkan. Cinta juga bisa membuat kita kuat. Semoga kamu bisa bangkit lagi dan melihat betapa indahnya dunia bila kita memiliki cinta...^^,
                Oh yeah... Aku merasa telah mendapatkan cinta itu sekarang... Aku perlu berterima kasih kepada Mark Zuckerberg, pembuat situs jejaring sosial berjasa ini! Samar-samar terdengar lagu Band Gigi ‘My Facebook’. Berawal dari facebook baruku, kau datang dengan cara tiba-tiba...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading


sincerely,
Mensiska J. Suswanto