Please...

Dear Viewers,
I shared my stories, my flash fiction, or my flash true story.
So, please do not copy what is written here. If you want to copy, please provide the name of the author and the source.

Don't be a silent reader, please!
Tinggalkan jejakmu disini ^^

Thanks ^^

Kamis, 20 Januari 2011

Kau&Aku


Aku berdiri disini. Semua orang meneriakkan namaku. Kalau tak ada orang disampingku yang menjagaku agar tetap berdiri, mungkin aku akan mengira ini adalah mimpi. Mimpi yang sekian lama menyesak di dadaku.
Kulihat kau. Diujung sana. Sedang manatapku. Ingin aku memelukmu. Dan mengatakan padamu, bahwa semuanya telah usai. Inilah impianku yang mereka anggap konyol.
Kau tersenyum padaku. Hanya padaku. Ingin aku memiliki senyum hangatmu itu. Melihatnya lagi dan lagi.
Ketika air mataku tak tertahankan lagi. Dan kukeluarkan semua apa yang kupendam selama ini. Kini aku benar-benar merasa hidup. Setelah sekian lama terpendam dalam belenggu ini.
Kau tersenyum padaku lagi. Dan seolah mengatakan Tak apa, menangislah sepuasmu. Panggung ini milikmu. Hanya milikmu.
Aku terjongkok dan masih kudengar namaku yang diseru-serukan. Untuk apa aku memiliki semua ini tanpamu? Sudah kutahan semua rasa sakit ini. Kini aku akan melangkah bersama denganmu lagi. Berdua. Tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita.
Kuangkat kepalaku. Semua orang kini begitu bangga akan diriku. Diriku yang baru ini. Semua telah mengubahku. Ingin kukatakan pada semua bahwa ini sudah waktunya. Ingin kukatakan pada semua, bahwa aku tak tahan lagi.
Dulu, kau yang mengangkatku bangun ketika aku terjatuh. Tapi kini tiada lagi kau disisiku. Kau hanya bisa menungguku diujung jalan sana. Ingin aku menyerah dan menghampirimu yang sedang menungguku dengan kesetiaanmu.
Ingin kugores pergelangan tanganku untuk memepercepat waktunya. Tapi mereka selalu menemukanku dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ketika aku tersadar. Aku belum melihatmu disisiku.
Mengapa mereka melakukan ini? Apa mereka ingin menyiksaku dengan membuatku berlama-lama disini?
Saat itu, kulihat kau. Menatapku nanar. Aku tak dapat mengartikan tatapanmu itu. Andai aku dapat berlari kearahmu dan kutanyakan arti tatapanmu itu.
Kini baru kusadari, dunia kita benar-benar berbeda. Ingin sekali aku mengingkarinya.
Hari itu benar-benar tiba. Kulihat Mama menangis disamping pembaringanku. Kulihat Papa menutup muka dengan kedua tangannya. Memang bukan seperti ini yang kumau. Tapi inilah yang aku tunggu-tunggu. Setelah sekian lama aku menahan sakit yang begitu menyiksaku. Aku tau, aku sangat egois, hanya memikirkan diriku sendiri.
Saat aku menyesali apa yang terjadi, ingin aku kembali kedalam hangat pelukan mereka. Kau datang mengulurkan tangamu yang kekar, persis seperti saat pertama kita bertemu. Kau ingat kan?
Lalu tanpa bertanya padaku, kau membawaku terbang tinggi ke tempat yang begitu asing. Hanya satu yang begitu pasti. Genggaman tanganmu yang hangat dan kuat menenangkanku, senyumanmu yang menyejukkan. Tak ada lagi yang memisahakan kita. Karena maut telah kita lewati berdua.

[Johana_Yoe]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading


sincerely,
Mensiska J. Suswanto